PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung (Zea mays)
merupakan tanaman pangan, berbatang kuat. Tanaman jagung dapat tumbuh di daerah
yang beriklim panas ataupun sedang. Tanaman jagung hidup pada ketKacang Hijau
(Phaseolus aureus) merupakan tanaman sayuran semusim dengan famili
Papilionaceae. Tanaman ini berupa semak yang tumbuh tegak dengan tinggi 30cm –
35 cm. Batang tanaman ini berbulu, daunnya trifoliate dan berwaringgian 0 –
13000 m dpl (Siswadi, 2006).
Pada
awalnya jagung merupakan tanaman sampingan, namun sering berjalan waktu, jagung
memepati sektor penting dalam kegiatan pertanian di Indonesia ( Asih, 2000 ). Oleh
karena itu, keberadaannya perlu mendapatkan penelitian dan pengembangan terkait
urgenitas jagung sebagai tanaman pangan di Indonesia. Indonesia mengimpor
jagung sebesar 400.000 ton pada 2004 dan 600.000 ton pada 2006 ( Litbang
Kementan, 2006 ).
Untuk
memenuhi kebutuhan jagung yang terus meningkat tiap tahunnya maka,
diperlukanlah penggunaan varietas unggul untuk memenuhi kebutuhan jagung
terhadap konsumen.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Tanaman Jagung
Tanaman jagung
merupakan salah satu jenis tanaman
pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari
Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang
Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Sistimatika
tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub
Divisio : Angiospermae (berbiji
tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo
: Graminae
(rumput-rumputan)
Familia
: Graminaceae
Genus
: Zea
Species : Zea mays L.
Jagung memiliki 2
bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina jagung berupa tongkol
yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut ( Suhandi
2010). Sedangkan untuk bunga jantan, adalah bunga yang berdiri tegak di
atas batang jagung ( Andi, 2010 ). Hasil bulir jagung dipengaruhi oleh
pembuahan yang terjadi pada serbuk sari yang ada pada bunga jantan yang
kemudian jatuh pada putik atau rambut jagung yang ada pada tongkol jagung itu
sendiri. Sehingga pembuahan itu sangat mempengaruhi jumlah biji yang ada dalam
tongkol jagung. Ketika telah terjadi pembuahan, maka putik akan menjadi layu (
Hermawan, 2010 ).
Warna bulir jagung ditentukan oleh warna
endosperma dan lapisan terluarnya mulai dari putik, kuning, jingga, merah
cerah, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat
memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda, karena setiap bulir
terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang
berbeda-beda.
Varietas
unggul jagung mempunyai sifat: berproduksi tinggi, umur pendek, tahan serangan
penyakit utama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan. Varietas unggul ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: jagung hibrida dan varietas jagung bersari
bebas. Nama beberapa varietas jagung yang dikenal antara lain: Abimanyu, Arjuna, Bromo, Bastar Kuning,
Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru, Hibrida C 1 (Hibrida Cargil 1),
Hibrida IPB 4, Kalingga, Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu, Parikesit,
Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2
METODOLOGI
Alat
Alat
yang digunakan untuk melakukan praktikum antara lain, cangkul, gembor, kored,
raffia, timbangan analitik, gembor, ajir dan garu.
Bahan
Bahan
yang digunakan untuk praktikum antara lain, benih jagung, pupuk, lahan tanam,
pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk SP 18.
Langkah Kerja
Persiapan Awal Lahan
Lahan
dibersihkan dari gulma dan kotoran, kemudian dicangkul dengan untuk
pengemburan. Kemudian lahan tersebut diratakan dan dibuat petakan yang
berukuran 4 X 5 m, tinggi 30 cm, sebanyak 15 petakan dengan jarak antar kelompok
100 cm dan jarak antar perlakuan 50 cm.
Penanaman
Benih jagung
ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang ditanam 2 butir
benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm.
Pemupukan
Pemupukan
dilakukan pada saat tanam dengan dosis untuk
urea 50 kg per ha SP 18 150 kg per ha, dan KCL 75 kg per ha untuk dosis 1. Sedangkan
untuk dosis 2 Urea100 kg per ha, SP 18
250 kg per ha, dan KCL 150 kg per ha Karena lahan yang diguinakan hanya 20 m2
maka pupuk yang digunakan adalah, 100 gram urea, 300 gram SP 18, dan 150 gram
KCL untuk dosis 1. Untuk dosis 2 200 gram urea, 500 gram SP 18, dan 300 gram
KCL. Khusus pupuk urea diberikan secara bertahap yaitu setengah dosis diberikan
pada saat tanam dan sisanya diberikan pada saat umur tanaman 30 hari setelah
tanam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
meliputi kegiatan penyiraman, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama
penyakit. Penyiraman dilakukan apabila tidak hujan dan apabila hujan dan tanah
cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Pembumbunan dilakukan untuk membuat tanaman
menjadi lebih kokoh. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan
mengunakan decis 2,5 EC.
Pemanenan
Pemanenan
dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen yaitu kelobot tongkol sudah
berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol dikupas akan
tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap.
Ketika panen hal-hal yang harus diamati yaitu, tinggi tanaman, berat tongkol,
dan panjang tongkol.
Hasil
Dari
hasil yang diperoleh. varietas pioneer dengan menggunakan dosis 1 menunjukkan
hasil panen yang terbaik. Hal ini disebabkan antara lain karena pada tanaman
jagung dengan pemberian dosis pupuk 1, memberikan unsur hara yang cukup dan
tidak berlebihan dan benih yang digunakan memiliki mutu yang baik. Akibat dari
kelebihan pupuk NPK antara lain, apabila kelebihan unsur N akan menyebabkan
daun lemah, rentan terhadap hama, dan mengurangi jumlah buah (Maspeke, 2011).
Sebaliknya, bila tanaman kekurangan unsur N maka, akan menyebabakan menghambat
pertumbuhan. Selain itu, jagung varietas pioneer merupakan jagung hibrida yang
berasal dari persilangan tunggal F1, dibandingkan varietas yang lain seperti
lamuru dan pertiwi yang merupakan komposit, yaitu campuran persilangan jenis
yang lain ( Balai Penelitian Tanaman Pangan, 2010 ).
DAFTAR PUSTAKA
Andi,
M. 2010. Respon Tanaman Jagung Terhadap
Pemupukan Phospor. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Asih,
B. 2000. Percobaan Pertumbuhan Tanaman
Pangan pada Tanah Pegunungan. Dalam Wanta
Benih III. ( Juni, 02 ). Bogor.
Hermawan.
2010. Budidaya Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Maspeke,
P. 2011. Efektifitas Cendawan Mikhoriza
Arbuskula Terhadap Pemberian Pupuk Tanaman Spesifik Lokasi. Dalam Jurnal Agrobiogen III. ( Juni, 03 ).
Bogor.
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. 2006. Prosiding Pengolahan Tanaman Pangan Untuk
Kesejahteraan Petani. Bogor.
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. 2010.konsep Pertanian Rakyat. Bogor.
Siswadi,
M.P. 2006. Budidaya Tanaman Palawija.
Citra Aji Parama. Klaten
Suhandi,
W. 2010. PTT Jagung Hibrida untuk
Kesejahteraan rakyat. USU Press. Sumatera Utara.